Hampir dapat dipastikan, para orang tua di masa lalu menganggap faktor utama keberhasilan dan kesuksesan anaknya dalam menjalani kehidupannya, termasuk di dunia pendidikan adalah karena kepatuhannya pada ritual-ritual itu. Ritual-ritual itu pulalah yang orang tua dulu definisikan sebagai pendidikan di lingkungan keluarga. Karena hal itu memang tidak diajarkan di lingkungan sekolah.
Orang tua di masa lalu telah meyakini kehidupan itu adalah proses peperangan yang melibatkan unsur lahir dan batin, dimana kemenangan dituntut bagi setiap yang ada di dalamnya. Maka, menjadi keharusan bagi orang tua untuk membekali anak-anaknya dengan ilmu pengetahuan yang tidak hanya pengetahuan Matematika, IPA atau IPS, namun juga ilmu lahir dan batin yang hanya diperoleh dengan melibatkan ritual dan mantra. Namun, seiring waktu, ritual dan mantra-mantra itu mulai bergeser dan terlupakan karena divonis sebagai mitos dan sesat.
Bagian penting di dalam buku ini adalah adanya asumsi-asumsi tentang sekolah dan sistem di dalamnya dari beberapa sudut pandang modernitas dan kearifan lokal. Pandangan-pandangan itu diwarnai dengan kecurigaan-kecurigaan yang tentu akan sekaligus menguji eksistensi sekolah sebagai satu-satunya lembaga yang diakui negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan salah satu cara yang paling efektif untuk menguji eksistensi sebuah objek adalah dengan melakukan gugatan.
Harapan yang ingin dicapai jelas, yakni menemukan keyakinan bahwa sekolah dan segala sistem yang ada di dalamnya saat ini adalah tempat yang tepat atau sebaliknya.
Selamat Membaca!
Bulukumba, Januari 2023
Ramli Palammai
COMMENTS