Baik Untukmu, Buruk Untukmu Juga
"Sebuah Catatan Terhadap Pembacan Catatan Editor"
Oleh : Ettanya Ain
...
Akhir kata, dalam produktivitas para penulis di kumpulan cerita pendek ini tak ada kriteria maupun predikat kualitas yang diukur oleh baik dan buruknya sebuah naskah. Pemahaman serta gagasan yang tertuang dalam antologi ini adalah sebuah media belajar penting dalam kepenulisan serta menjadi batu loncatan para penulis dalam menemukan bakat dan minat mereka terhadap kesusastraan.
Yogyakarta, 15 Agustus 2018
Pembina Kelas Menulis
Rafflesia Writer Community
Cucum Cantini
***
Demikianlah yang dituliskan oleh editor buku ini dalam sebuah pengantar. Biasanya, saya mengabaikan bagian "kata pengantar" saat membaca sebuah buku. Kali ini berbeda, saya membacanya karena editornya adalah orang yang saya kenal secara gagasan dan aktivitas intelektual.
Buku Kumpulan Cerita Pendek yang berjudul, Perempuan Penakluk Ombak adalah kumpulan cerita yang dituliskan oleh setidaknya 20 Penulis (20 judul cerita). Diterbitkan oleh JBS, atas kerjasama dengan Rafflesia Writer Community. Editor dan pembinanya berdomisili di Jogjakarta, sedang sebagian besar penulisnya berdomisili di Bengkulu (Sumatra).
Beberapa hari yang lalu, sebuah postingan Ahid Hidayat (Akademisi Universitas Haluoleo) menuliskan sebuah catatan yang diberinya judul "Kritik". Saya membaca catatan itu beserta komentar dari orang orang yang meresponnya. Salah satu komentar yang saya amati adalah yang dituliskan oleh Patta Nasrah yang mengurai Istilah atau pelabelan Baik dan Buruk, serta benar dan salah. Kemudian ditanggapi lagi oleh Ahid Hidayat dengan respon yang merupakan sebuah penegasan. Penegasan tentang sudut pandang yang dijadikan sandaran catatan yang berjudul Kritik tersebut. Hanya respon (dialektika) singkat itu yang menurut saya sangat relevan dengan pengantar yang ada di dalam buku kumpulan cerpen ini. Selebihnya hanyalah baka baka sederhana (bukan tidak menarik).
Apa yang dilakukan oleh Cucum bersama dengan orang orang yang tergabung dalam Komunitas Menulis Rafflesia tersebut adalah agenda yang harusnya dijadikan virus yang menginfluens generasi. Literat semestinya adalah ruang yang diproduksi secara terus menerus.
Saya melihat apa yang dilakukannya adalah ajang pencarian bakat dan minat yang tidak dimaksudkan untuk memberi pelabelan juara pada satu orang saja. Juara pada ruang itu adalah kemampuan bersinergi untuk bergerak bersama mencerahkan peradaban dengan tulisan tulisan yang memiliki kanal yang tepat. Ide,gasasan serta perjuangan semestinya memang harus dituliskan, penyebarannya harus mampu melintasi batas batas geografis yang sebelumnya tak terjangkau.
Apa yang dilakukan Cucum dan teman temannya sejak lama, pun juga sedang digiatkan di Kota ini. Semoga, di kota ini, gagasan yang dituliskan tidak berhenti pada ukuran baik dan buruk semata (sebagai sebuah karya yang dituliskan). Pun jika ada yang disebut baik dan buruk untuk tiba pada takaran benar dan salah, kota ini memerlukan kuratorial yang objektif, jujur pada kebenaran.
***
Demikianlah pengantar saya atas pembacaan terhadap pengantar yang dituliskan oleh editor buku ini. Semoga saya mampu menuliskan catatan atas pembacaan terhadap cerpen yang ada dalam buku ini.
***
Rumah Bunyi
23/10/2018
H- 4 sebelum Pindah
COMMENTS