Kandorra, Lelaki yang menantang hujan.
Gambar (Sketsa) ini Merupakan karya Astika Elfahkri, yang selalu menginspirasi. |
tadi, sekitar jam 2 siang lewat seperempat, seorang kurir mengantarkan buku pesanan dari pelanggannya. Dia mengantarkannya ke kampus, fakultas ilmu budaya. Pelanggannya itu adalah seorang dosen muda, angkatan terakhir(paling baru), Inisialnya Fina Amalia.
Di perjalanan pulang, kurir ini mampir ke warung makan membeli lauk pauk (ayam bakar madu (warung prima), ikan goreng kuah tumis, Sayur nangka santan, serta sayur daun ubi (warung Rezky Maros).
Awalnya cuma gerimis, namun berselang beberapa saat, saat pesanan sedang dibungkus pada warung yang pertama, hujannya semakin menderas, lebat dan menggenangi jalan poros serta lorong tempatnya memarkir kendaraan, dia memutuskan untuk tinggal dan menunggui redanya.
Karena kelamaan menunggu, akhirnya kurir ini memutuskan untuk memesan bakso, jenis bakso biasa (13.000 rupiah), dia meminta pada pemilik warung untuk membungkusnya. Saat sedang dibungkus, kurir ini berubah pikiran, meminta kepada pemilik warung untuk menghidangkannyasaja, tentunya dengan bujukan yang sedikit mengumbar senyum bujuk rayu. Bukan bermaksud plin plan, tapi hanya sedang menunggangi hujan yang semakin menderas,lebih deras dibandingkan saat sedang melakukan pemesanan.
Akhirnya, kurir itu dengan lahap menyantap bakso yang sudah ada di depannya. Saking lahapnya, kurang dari 3 menit, yang tersisa hanyalah kuahnya. Dia lalu mengangkat mangkuk baksonya, lalu meminum kuah bakso layaknya sedang meminum teh hangat, dan kuahnya pun tuntas, hampir tak bersisa.
Setelah baksonya habis, hujan mulai agak reda, yang tersisa hanya gerimis, jatuh dengan malu malu. Kurir ini lalu berpindah ke warung sebelahnya. Memesan menu yang kedua pada warung tersebut. Saat itulah hujan lebih deras dari sebelumnya saat sedang menyantap bakso di warung sebelah.
Pesanan telah siap, hujan masih sangat deras. Kurir ini mengingat istrinya yang sudah sangat lapar, tak ada lauk di gubuknya. Istrinya sedang hamil. Lalu diputuskannya untuk menantang hujan, hujan yang menderas tak seperti biasanya. Dia berkendara menuju pulang, pulang ke rumah dimana istrinya menunggu dengan rasa lapar yang tak dapat dikompromikannya lagi. Sang kurir pun kedinginan, kuyup dan gigil yang tak terperikan.
***
Sesampai di rumah, istrinya menunggu di depan pintu, entah apa yang paling diinginkannya. Lauk pauk karena lapar ataukah suaminya yang baru saja pulang mencari nafkah.
***
Saat mereka sedang menyantap makanannya, sang kurir pun menuliskan sesuatu di akun facebooknya. Dia menulis "Kandorra : Lelaki yang menantang hujan". Kurir ini makan lagi, menemani istrinya. Dia seolah lupa kalau baru saja menghabiskan semangkok bakso beberapa saat sebelumnya
COMMENTS