Vietnam, Film dan Kemarahan



Saat berencana pulang ke rumah Bunyi, hujan dengan tiba tiba menyapaku di parkiran. Saya pun mengurungkannya. Saya kembali ke tempat duduk semula. 

Sebenarnya, saya sedang menikmati pertemuan dengan 2 gelas kopi Vietnam disini, menyedot film dari berbagai situs yang tersedia dengan gratis, dan sesekali mengunjungi kemarahan yang meledak ledak sejak tadi siang.

Saya benar benar marah saat mengetahui lewat pemberitaan bahwa  Setya  Novanto kembali pura pura dengan keluhan sakitnya dengan mengunjungi klinik langganannya pasca penetapannya menjadi tersangka oleh KPK. Saya benar benar marah ketika mengetahui paket pengiriman buku tercecer dan belum dikirim ke sini (Kendari), pada akhirnya mereka berjanji mengupayakannya tiba besok pagi. Saya benar benar marah dengan ketakmampuan saya mencerna kata kata dari SandiagO UnA saat menonton pernyataannya di berbagai media, termasuk pada orang orang yang seolah menjadikan diri tameng dari kekuasaan.

Dari kemarahan kemarahan itulah, akhirnya saya memutuskan untuk kembali menyedot beberapa film dari internet. Setidaknya ada 6-7 film yang saya sedot. 

Film pertama yang saya sedot adalah the king's speech. Sebenarnya, film ini sudah pernah saya "baca" beberapa tahun silam. Namun SandiagO UnA membuat saya mencari-carinya kembali. Seorang publik figur terlebih lagi seseorang yang menduduki sebuah jabatan publik, sangat urgent untuk menguasai pola komunikasi dan pembendaharaan kata kata yang merakyat. Agar dalam menjelaskan sebuah kebijakan, masyarakat dengan mudah memahaminya.

Seorang pejabat publik/pemerintah harus mengetahui konteks yang sedang dibicarakannya, solutif dan tidak gampang menyalahkan pihak pihak yang justru menjadi korban/imbas dari sebuah kebijakan.
***
Saat menuliskan ini, hujan masih deras. Ada banyak genangan pada jalanan aspal yang seolah dibuat tidak dengan perencanaan yang baik. Maksudnya drainase, talud atau bahkan kualitas aspalnya, karena ada banyak genangan pada lubang lubang yang mengancam pengendara yang tidak hati hati/fokus.
***
"Film the king’s speech menceritakan tentang seorang raja bernama George yang berusaha untuk menjadi pemimpin yang dibanggakan oleh msayarakat inggris. Raja George dalam film ini dikenal dengan nama Bertie (nama panggilan yang diberikan oleh sang terapis). Bertie sudah merasa yakin bahwa dirinya tidak layak dan tidak akan menjadi raja karena ia memiliki gangguan dalam berbicara atau gagap. Pada awal film memperlihatkan bagaimana raja George berpidato di depan rakyat banyak di stadium, namun ternyata ia tidak dapat membacakan isi naskahnya. Raja George yang dikenal dengan nama bertie memiliki seorang istri yang sangat sabar dan senantiasa memberikan support pada suaminya yakni Elizabeth yang menunjukan supportnya dengan cara mencari seorang terapis untuk membantu suaminya dalam mengatasi gangguan berbicara karena dia memang benar-benar menginginkan kesembuhan pada suaminya." (@Denicamaly).
***
Kopi Vietnam adalah ingatan kolektif kita semua. Ketika menyebutnya demikian, maka seluruh ingatan kita akan tertuju pada Jessica yang kini telah menjalani hukumannya karena pada sidang pengadilan terbukti membunuh Mirna dengan sianida yang dicampurkannya ke dalam minuman kawannya itu, hanya saja malam ini saya memilih penyajian yang lain, saya memesan kopi Vietnam panas.

Namun, kali ini berbeda, ingatan dan maksud saya tertuju kepada seorang kawan yang memiliki pengalaman dengan kopi Vietnam. Dia pernah diberi bingkisan oleh oleh berupa kopi Vietnam dan alat penyajian/penyaringannya. Sehingga, setiap kali membicarakan kopi Vietnam, saya selalu mengingat kawan saya itu, bukan mirna ataupun Jessica dengan drama kematiannya yang berupa tragedi. 
***

Kopi Vietnam adalah kerinduan,
Film adalah kemarahan,
Malam ini saya akan memadukannya di bawah derasnya hujan untuk menembus jalan pulang ke rumah. Saya merindukan Ain lebih dari siapapun. Belakangan ini, saya menikmati ocehannya, teriakan dan tawanya yang kumaknai sebagai seorang Ayah.

Ayooo... Ramadoni kita pulang.

Cc. Patta Nasrah ( tokoh Vietnam )
Salim Kramat Alverenzo (Teman diskusi)
Muhammad Yusuf Abdan (komentar kopi )

COMMENTS

"BELAJAR ITU SEUMUR HIDUP"
Banner99
Nama

--V,2,Ahmad Muthahier,1,Amrul Nasir,1,Andhika Mappasomba,5,Aprinus Salam,1,Azizaturahmi Madil,1,Bahasa,1,Bicara Buku,6,bookstore,1,buku,1,Celoteh,15,Cerpen,9,Citizenship,1,Citra Deviyanti,1,Cucum Cantini,2,Dwi Novita Rahayu,1,Essai,13,Ettanya Ain,12,Faika Burhan,1,Inspiratif,1,Iphy Nerazzurri,1,Irhyl Makkatutu,1,Ismail Fathar Makka,1,Iwan Djibran,1,Kendari,2,La Hingke,1,La Ode Gusman Nasiru,1,Lailatul Qadriani,6,Literasi,1,Muhammad Agung,2,Muhammad Yusuf Abdan,1,Novel,2,Nurul Mutmainnah,1,Pendidikan,2,Penerbitan,2,Puisi,5,Raya Pilbi,2,Reportase,13,Resensi Buku,1,Review,5,Ridwan Demmatadju,1,Salim Kramat Alverenzo,1,sastra,1,Sinopsis,1,SOGI,1,Sosial Budaya,1,sosial politik,2,Terbitan,19,Yusuf IW,1,
ltr
item
Rumah Bunyi : Vietnam, Film dan Kemarahan
Vietnam, Film dan Kemarahan
Rumah Bunyi
http://www.rumahbunyi.com/2018/02/vietnam-film-dan-kemarahan.html
http://www.rumahbunyi.com/
http://www.rumahbunyi.com/
http://www.rumahbunyi.com/2018/02/vietnam-film-dan-kemarahan.html
true
2473427367586082924
UTF-8
Lihat Semua Tulisan Halaman Tidak Ditemukan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batalkan Hapus Oleh Home HALAMAN ARTIKEL LIHAT SEMUA ARTIKEL LAINNYA LABEL ARSIP PENCARIAN SEMUA TULISAN Tulisan yang Anda cari tidak ditemukan. Kembali Ke Beranda Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy Semua Code Pilih Semua Code Semua Code Telah Ter-copy Code/Teks Tidak Dapat Ter-copy, Silahkan Tekan [CTRL]+[C] (Atau CMD+C di Mac) Untuk Copy