Saya lupa siapa nama guru SMP yang pernah menegur saya ketika menuliskan nama Andre Laurent di celana, pakaian seragam sekolah. Saya menuliskannya di bagian bawah, tepat di jahitan depan, bagian paha. Saya masih duduk di kelas 1 saat itu, kelas 1 dua. Guru saya itu mengajar mata pelajaran Olah Raga.
Saat bersekolah di SMP, tepatnya di tahun 2000, kala itu memiliki nama yang kebarat baratan sungguh hal yang digilai. Adalah sebuah trend jika memiliki nama yang macho. Ada pula teman yang memilih nama James, Abraham, Rush, Michel dan banyak lainnya.
Akbar, Awal, Syarif adalah teman bolos saya dan juga merupakan sahabat yang mengajari saya merokok. Kami banyak menghabiskan waktu di Bantilang (tempat pembuatan perahu pinisi), kami tidur, bermain kartu, merokok hingga jam pelarangan selesai, sesekali juga kami berenang dengan bertelanjang bulat. Seluruhnya adalah masa kebahagiaan. Masa dimana kami berharap dan menggilai dianggap keren dan nakal.
***
Tiba tiba, semua ingatan tentang masa masa itu melintas dan meminta untuk dikunjungi. Adalah lagu dari Doel Sumbang yang mengantarkannya. Judul lagu itu adalah Martini. Lagu yang menceritakan dan menggugat sebuah nama yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Nama Martini terkadang dipelesetkan sesuai dengan gerak dan perilaku seseorang. Lalu sang anak bertanya kenapa dia diberi nama itu, dan sang bang hanya menjawab nanti engkau akan paham anakku.
Saat mendengarkan lagu itu di atas kendaraan, saya sedang menuju rumah sakit, tempat anak pertama saya yang perempuan itu dilahirkan. Saya akan mengurus surat keterangan atas lahirnya anak saya. Ainayya Dheepa Aisyaidah adalah nama yang kami sepakati, tapi pihak rumah sakit masih mengosongkan kolom nama untuk anak kami, saat memberikan surat keterangan tersebut, petugasnya mengatakan " Nama adalah doa dan harapan, yang menjadikan kita abadi bersama dengan perilaku dan kebaikan kebaikan".
***
Saat ini, saya sedang di perjalanan menuju pulang ke rumah.
Saat bersekolah di SMP, tepatnya di tahun 2000, kala itu memiliki nama yang kebarat baratan sungguh hal yang digilai. Adalah sebuah trend jika memiliki nama yang macho. Ada pula teman yang memilih nama James, Abraham, Rush, Michel dan banyak lainnya.
Akbar, Awal, Syarif adalah teman bolos saya dan juga merupakan sahabat yang mengajari saya merokok. Kami banyak menghabiskan waktu di Bantilang (tempat pembuatan perahu pinisi), kami tidur, bermain kartu, merokok hingga jam pelarangan selesai, sesekali juga kami berenang dengan bertelanjang bulat. Seluruhnya adalah masa kebahagiaan. Masa dimana kami berharap dan menggilai dianggap keren dan nakal.
***
Tiba tiba, semua ingatan tentang masa masa itu melintas dan meminta untuk dikunjungi. Adalah lagu dari Doel Sumbang yang mengantarkannya. Judul lagu itu adalah Martini. Lagu yang menceritakan dan menggugat sebuah nama yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Nama Martini terkadang dipelesetkan sesuai dengan gerak dan perilaku seseorang. Lalu sang anak bertanya kenapa dia diberi nama itu, dan sang bang hanya menjawab nanti engkau akan paham anakku.
Saat mendengarkan lagu itu di atas kendaraan, saya sedang menuju rumah sakit, tempat anak pertama saya yang perempuan itu dilahirkan. Saya akan mengurus surat keterangan atas lahirnya anak saya. Ainayya Dheepa Aisyaidah adalah nama yang kami sepakati, tapi pihak rumah sakit masih mengosongkan kolom nama untuk anak kami, saat memberikan surat keterangan tersebut, petugasnya mengatakan " Nama adalah doa dan harapan, yang menjadikan kita abadi bersama dengan perilaku dan kebaikan kebaikan".
***
Saat ini, saya sedang di perjalanan menuju pulang ke rumah.
COMMENTS