Goenawan Mohamad menuliskan pemikiran dan pengalamannya di masa lalu (mungkin hingga saat ini) melalui kolom catatan pinggir yang dimuat pada koran tempo. Sejak sekitar 30 tahun yang lalu. Tulisan tertua yang bisa saya baca ditulisnya pada tahun 1981. Sangat mungkin juga ada yang lebih tua dari itu. I
Goenawan Mohamad adalah seorang jurnalis. Dirinya lahir pada saat Soekarno masih berkuasa. Membaca pengalamannya bahwa dia pernah menjadi paduan suara saat sedang menyambut Soekarno pada sebuah acara. Padanya, dia memiliki kekaguman yang luar biasa pada gerak dan pemikiran tokoh itu.
Pada buku catatan pinggir yang minggu belakangan ini saya baca, Goenawan Mohamad banyak membahas dan menulis tentang tokoh tokoh lain, nama yang paling banyak disebutkannya adalah Mao Tse Dong, setidaknya begitu yang bisa saya ingat. Membaca catatan pinggir sama halnya membaca luasnya pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki olehnya.
Dari sekian banyak tulisan pada catatan pinggir jilid 2 yang dituliskannya. Saya tertarik dengan kisah yang diceritakannya tentang Alexander Agung yang sedang berjalan-jalan di sebuah pasar dan bertemu dengan Diogenes yang sedang terbaring di jalanan.
Dio adalah seorang fakir miskin, Goenawan menyebutnya bukan fakir miskin sembarangan, tapi setelah saya membaca utuh tulisan tersebut saya memiliki pandangan lain tentang Diogenes, Diogenes adalah seorang Fakir Miskin pada tataran Ideologis ( Fakir karena pilihan rasional, bukan korban kebijakan kekuasaan, Fakir karena memilih menjadi Fakir).
Yang membuat saya menuliskannya kembali adalah karena percakapan singkat yang dilakukan antara Alexander Agung dan Diogenes. Alexander Agung takjub dan kagum kepada Diogenes setelah mengetahui bahwa dia adalah seorang bankir yang kaya raya, meski kemudian jatuh bangkrut. Dari kebangkrutan itulah yang membuatnya bangkit dan berguru pada seorang filsuf Antisthenes. Dia belajar tentang kemiskinan, atau lebih tepatnya memiliki ketiadaan sebagai pembebasan.
Kekaguman itulah yang membuat Alexander Agung menanyakan satu hal kepada Diogenes, Dia bertanya apa yang diminta oleh Diogenes kepada raja yang menguasai dan menaklukkan bangsa dan negeri yang sangat luas.
"Jangan menghalangi Matahari, itu saja yang jawab Diogenes".
COMMENTS